Kuhempaskan tubuh ke
sofa. Lelah. Hanya kata itu yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi fisik
dan mentalku saat ini. Gara-gara terseret kasus Raffi, duniaku semakin rumit saja
rasanya. Hampir setiap saat, aku dikejar-kejar wartawan infotainment. Belum
lagi undangan secara resmi untuk wawancara di berbagai stasiun TV. Semua
berlomba ingin mendapat berita paling aktual dan paling sensasional dariku.
Di sisi lain, tugas-tugasku
sebagai wakil rakyat di DPRD DKI Jakarta tentu membutuhkan totalitas dan profesionalisme
yang tidak main-main. Belum lagi berbagai aktivitas sosial yang memang sudah jadi
passionku sejak jaman kuliah. Jangan lupa, statusku sebagai seleb juga selalu
menuntutku untuk selalu tampil prima, sempurna! Huufff…
“Mbak, tolong air putih
dingin, ya!” teriakku pada pengasuh anakku.
“Ya, Bu,” jawab si mbak
singkat dari ruang makan.
Sepi sekali rumah ini,
akhir pekan adalah jadwal anak-anak menginap di rumah bapaknya. Sekejap, wajah
Chiko, mantan suamiku melintas. Tapi buru-buru aku tepis bayangan itu. Khawatir
keterusan membayangkan masa yang sudah berlalu.
Iseng, aku raih remote
tv di depanku.
“Foto-foto
mesra Wanda Hamidah dan Raffi Ahmad beredar di jejaring sosial… “
Suara presenter
terdengar bagai suara lebah yang membuat telinga berdenging dan kepala pusing. Sempat
aku melihat tayangan fotoku dan Raffi saat aku menjenguk ke BNN bertepatan
dengan ulang tahun Raffi ke-26.
Aaargh! Apa pula ini!
Refleks, aku matikan TV. Kenapa bisa pas acara infotainment sialan ini? Rutukku
kesal. Aku habiskan segelas air dingin. Semoga bisa mendinginkan kepalaku juga,
batinku. Perlahan aku lepas sepatuku. Aku rebahkan kepala ke bantal sofa.
Mencoba menenangkan diri. Tapi kenapa aku penasaran dengan kelanjutan berita
tadi, ya? Tahu sendirilah, media paling bisa membuat berita biasa jadi luar
biasa. Hiperbola.
Klik. Aku pencet lagi
remote TV.
“Wanda nggak ada
hubungan apa-apa sama Raffi, tolong jangan dibesar-besarkanlah…” Om-ku tampak
sedang memberi keterangan pada wartawan.
Lalu, petikan wawancara
ayahku dengan wartawan beberapa waktu lalu. Ayah juga punya pernyataan senada.
Tegas menyatakan kalau aku memang tidak ada hubungan spesial dengan Raffi. Dan
terakhir, tayangan aku saat diwawancara di Polda Metro Jaya.
“Nggak ada hubungan
asmara, jangan dipaksakan, dong!” Aku melihat diriku tertawa. Ya, tertawa.
Wajahku juga tetap terlihat cerah dan sumringah. Orang-orang memang selalu
menilaiku sebagai pribadi yang hangat dan ramah. Sebelum aku mengganti channel
TV aku masih menatap senyum sumringah itu.
Klik. Channel berganti.
Acara musik.
“Buka
saja toopengmuuu… Buka saja tooopengmuuu…”
Tiba-tiba jeritan Ariel
seolah menamparku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar