Rabu, 24 Juli 2013

ALL ABOUT CHILDHOOD - Bersahabat dengan Alam



ALL ABOUT CHILDHOOD
Bersahabat dengan Alam
Erawati Heru Wardhani

Saya menghabiskan masa kecil di sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Desa agraris di mana sawah dan ladang masih luas membentang. Sungai-sungai mengalir dengan air yang masih bersih dan segar. Karena masih banyak sekali pepohonan, desa tempat saya tinggal terasa sejuk dan damai. Di mana-mana terlihat warna hijau dedaunan. Sungguh menyejukkan mata dan hati.
Sebagai anak desa, saya banyak menghabiskan waktu di alam. Meski kedua orang tua saya pendidik, tetapi saya bisa merasakan kehidupan sebagai petani karena hampir setiap hari saya bermain dengan anak-anak petani. Mereka yang hidup dari alam dan untuk alam.
Pulang sekolah, saya kadang bermain dengan teman yang orang tuanya memiliki kebun. Dengan senang hati saya ikut membantu mencabut singkong atau ubi, memetik buah dan sayur termasuk juga membantu menyiram tanaman di kebun. Saya sangat menikmati saat-saat tubuh mungil kami tidak kuat mencabut singkong sehingga tubuh kami terpental. Kami justru tertawa-tawa. Atau saat kami menyiram tanaman sambil saling mengguyur tubuh kami. Bagi saya kegiatan itu bukan bekerja tetapi bermain. Bermain di kebun sungguh menyenangkan.
Sore harinya, saya dan teman-teman bermain di sawah. Ada saja permainan kami. Saat kemarau tiba, kami biasa bermain layang-layang di pematang sawah. Saya sangat akrab dengan segarnya bau rerumputan di pematang sawah, juga aroma lumpur sawah. Bahkan sangat berbiasa ketika kaki kecil saya tergores daun padi. Tidak jarang saya juga ikut nyemplung ke sawah untuk berburu keong. Tubuh belepotan lumpur justru membuat kami senang.
Sebagian besar masyarakat desa saya, terutama yang sehari-hari bekerja sebagai petani, hidup dengan sederhana. Mereka akan memanfaatkan apa saja yang ada di alam untuk kehidupan mereka. Mencari keong dan belut di sawah, mencari ikan di sungai, memetik buah dan sayuran di kebun. Itulah yang mereka konsumsi setiap harinya. Alam memang sudah menyediakan semuanya, tinggal manusianya yang harus berusaha mengolah dan merawatnya.
Yang masih saya ingat sampai sekarang, adalah bagaimana mereka selalu menjaga kelestarian alam. Masyarakat mengambil apa saja yang ada di alam secukupnya saja. Secara kultural sebagai penganut budaya agraris, sebagian masyarakat desa juga masih percaya dengan kekuatan alam. Mereka pantang merusak alam. Mereka sangat peduli dengan kelangsungan hidup alam. Para petani itu selalu memperbaharui tanamannya usai panen. Mengolah dan merawat sawah serta kebun dengan telaten. Alam telah menjadi sahabat sekaligus sumber kehidupan mereka.
Budaya masyarakat agraris yang masih saya ingat sampai sekarang adalah ritual ‘sedekah bumi’ di desa saya. Saat kecil saya belum tahu apa makna ‘sedekah bumi’. Yang saya tahu waktu itu semua warga berkumpul di balai desa sambil membawa masakan atau tumpeng dari rumah masing-masing. Acara biasanya diawali dengan sambutan dari kepala desa. Selanjutnya, seorang pemuka agama atau ustadz akan memimpin doa. Terakhir semua warga makan bersama. Semua berlangsung meriah dan hangat.
Setelah besar saya baru tahu makna diadakannya ‘sedekah bumi’ yang diadakan setahun sekali. Selain sebagai tanda syukur akan hasil panen, yang terutama adalah doa bersama demi keselamatan bumi agar tetap aman dari segala bencana. Agar alam tetap bersahabat, tetap memberi kehidupan bagi seluruh warga desa.
Saat ini, setelah dewasa dan tinggal di Jakarta, saya sering merindukan suasana saat saya kecil dulu. Rindu dengan hijaunya alam, udara yang bersih dan segar, air sungai yang masih murni. Tapi kerinduan itu hanya tinggal kerinduan. Apa daya polusi udara dan air saat ini semakin parah.
Polusi itu terutama disebabkan oleh asap kendaraan bermotor. Bagaimana tidak, setiap hari saya dan suami yang biasa memakai motor harus menghirup udara yang sudah tercemar timbal dari bahan bakar kendaraan bermotor.
Tapi untunglah, Pertamina terus berinovasi untuk menyempurnakan produk yang sudah ada. Sehingga terciptalah @PertamaxIND bahan bakar bebas timbal yang tentu saja bersahabat dengan lingkungan. Penggunaan @PertamaxIND terbukti bisa mengurangi emisi gas buang kendaraan. Jadi jelaslah, @PertamaxIND telah berkontribusi memecahkan solusi terhadap kualitas udara yang buruk.
Saya seperti menemukan kesamaan antara @PertamaxIND dengan kearifan lokal para petani di desa saya.
a.      Para petani sangat bersahabat dengan alam. Hal itu juga yang dilakukan oleh @PertamaxIND. Bahan bakar @PertamaxIND tidak mengandung timbal yang sangat berbahaya bagi manusia. @Pertamax juga memiliki nilai oktan yang tinggi sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna. Pembakaran yang sempurna akan membuat kinerja mesin menjadi optimal dan gas emisi yang dibuang tidak membahayakan seperti yang terjadi pada pembakaran tidak sempurna. Pada pembakaran sempurna, senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air. Sebaliknya pada pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon monoksida yang bersifat racun sehingga bisa mencemari udara.
b.      Para petani begitu telaten merawat alam. Seperti halnya @PertamaxIND merawat mesin kendaran bermotor. @PertamaxIND terbukti mampu membersihkan deposit pada fuel injector, intake valve, dan ruang bakar sehingga performa mesin bisa lebih optimal. @PertamaxIND juga bisa melarutkan tangki air di dalam mobil sehingga tangki bahan bakar terhindari dari korosi dan karat.
c.       Filosofi para petani di desa saya, yang kehidupannya sangat tergantung pada alam, adalah dari alam untuk alam. Begitu juga yang dilakukan oleh @PertamaxIND. @PertamaxIND dibuat dari pengolahan minyak bumi yang ditambah dengan zat aditif saat proses pembuatannya di kilang minyak. Hasil alam yang diolah untuk dimanfaatkan manusia tanpa harus merusak alam.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki @PertamaxIND rasanya tidak ada alasan untuk tidak memakai bahan bakar @Pertamax.  Saya dan suami sudah lama menggunakan bahan bakar @PertamaxIND untuk kendaraan kami. Kami mulai dari diri sendiri dan menyarankan kepada saudara, teman serta siapa saja yang peduli dengan lingkungan hidup. Semakin banyak pengguna @PertamaxIND, semakin berkurang polusi udara yang disebabkan emisi kendaraan bermotor. Jika ini terjadi, tidak mustahil, saya bisa menemukan kembali udara yang bersih dan segar seperti suasana puluhan tahun lalu, ketika saya masih kecil.
*****




Tulisan ini saya ikutkan dalam Blog Competition #apaidemu yang diadakan @PertamaxIND

Tidak ada komentar:

Posting Komentar